konsep routing dan komponen jaringan komputer

19.47 Posted In Edit This 0 Comments »
Data-data dari device yang terhubung ke Internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data; Internet Protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan kepada device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram disampaikan kepada router yang paling tepat (the best available router).

IP Router (biasa disebut router saja) adalah device yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP pada lapisan jaringan. Router memiliki lebih dari satu antamuka jaringan (network interface) dan dapat meneruskan datagram dari satu antarmuka ke antarmuka yang lain. Untuk setiap datagram yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan ke dirinya. Jika ternyata ditujukan kepada router tersebut, datagram disampaikan ke lapisan transport.

Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa adalah forwarding table yang dimilikinya untuk memutuskan ke mana seharusnya datagram tersebut ditujukan. Forwarding table adalah tabel yang terdiri dari pasangan alamat IP (alamat host atau alamat jaringan), alamat router berikut, dan antarmuka tempat keluar datagram.

Jika tidak menemukan sebuah baris pun dalam forwarding table yang sesuai dengan alamat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat yang dimaksud tidak dapat dicapai. Kejadian ini dapat dianalogikan dengan pesan “kembali ke pengirim” pada pos biasa. Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa dirinya bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan penggunaan router lain. Dengan ketiga fungsi yang terdapat pada router ini, host-host di Internet dapat saling terhubung.

Komponen Jaringan Komputer

Jaringan Komputer tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi komponen hardware dan software, yaitu :
1. Komponen Hardware
Personal Computer (PC), Network Interface Card (NIC), Kabel dan topologi jaringan.
2. Komponen Software
Sistem Operasi Jaringan, Network Adapter Driver, Protokol Jaringan.

A. Perangkat jaringan
1. Repeater
Berfungsi untuk menerima sinyal kemudian meneruskan kembali sinyal yang diterima dengan kekuatan yang sama. Dengan adanya repeter, sinyal dari suatu komputer dapat komputer lain yang letaknya berjauhan.
2. Hub
Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga hub disebut juga multiport repeter. Repeater dan hub bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunaka metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
3. Bridge
Berfungsi seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja pada lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.

4. Switch
Fungsinya sama dengan bridge hanya switch terdiri dari beberapa port sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch tidak dapat meneruskan paket IP yang ditujukan komputer lain yang secara logic berbeda jaringan.
B. Type , Jenis Kabel dan Pengkabelan
Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada beberapa jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTPunshielded twisted pair dan STP shielded twisted pair), coaxial cable dan fiber optic.

NetworkID,Netmask dan broadcast

22.07 Posted In Edit This 0 Comments »
Network ID ( Identitas Jaringan) adalah sebuah alamat (network prefix) yang dijadikan sebagai identitas dari suatu jaringan. Yang sering menjadi masalah tentunya dalam menentukan Network ID tersebut. Permasalahan ini sering ditemukan pada saat melakukan konfigurasi Routing. Baik itu static routing maupun pada dynamic routing. Dimana pada perintah static routing maupun dynamic routing diharuskan menyebutkan Network ID (Network Prefix).
Kali saya akan mengulas bagaimana cara menentukan Network ID, yang dianggap oleh sebagian mahasiswa ini merupakan hal yang sulit. Padahal tidak!
Untuk menentukan Network ID rumus yang digunakan adalah :
Network ID = IP Address AND Subnet Mask
Contoh :
Sebuah jaringan yang terdiri atas 4 buah PC masing-masing dengan alamat 192.168.3.2, 192.168.3.3, 192.168.3.4 dan 192.168.3.5 serta subnet mask yang digunakan adalah subnet mask default kelas C yaitu 255.255.255.0, maka Network ID nya adalah,
192.168.3.2 AND 255.255.255.0
192.168.3.3 AND 255.255.255.0
192.168.3.4 AND 255.255.255.0
192.168.3.5 AND 255.255.255.0
ke empat alamat tersebut akan menghasilkan Network ID yang sama yaitu 192.168.3.0 , loh kok? Gimana bisa? ya tentu bisa, karena sebelum IP Address dan Subnet mask tersebut di konversikan menjadi bilangan binari 32 bit yang di kelompokkan per delapan bit yang dipisahkan dengan titik.
misal untuk 192.168.3.4 AND 255.255.255.0 menjadi,
11000000.10101000.00000011.00000100 AND 11111111.11111111.11111111.00000000 hasilnya 11000000.10101000.00000011.00000000 jika di konversikan ke decimal dotted menjadi 192.168.3.0




Netmask, biasa juga disebut Subnetmask, adalah sebuah cara untuk memisahkan IP address menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

IP address (Internet Protocol Address), adalah sebuah simbol angka yang dialokasikan sebagai identitas sebuah perangkat keras, yang digunakan dalam komunikasi antar perangkat keras dalam sebuah kelompok/jaringan yang terdiri dari beberapa perangkat keras. Perangkat-perangkat keras yang dimaksud bisa berupa komputer, printer, media penyimpanan, dan masih banyak lagi jenis perangkat lainnya.

Dengan cara-cara tertentu yang digunakan oleh sebuah perangkat keras untuk mencari perangkat keras lainnya dalam satu jaringan yang sama, pemisahan IP address dilakukan agar pencarian sebuah perangkat keras tertentu yang terletak dalam sebuah jaringan, dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Informasi lain yang ingin saya berikan secara singkat di sini adalah mengenai versi pemberian IP address, yaitu bahwa saat ini ada dua versi pemberian IP address ini, yaitu IPv4 dan IPv6. Perbedaan utama kedua versi ini adalah pada format dasar pemberian alamat (address), IPv4 menggunakan 32 bits, sedangkan IPv6 menggunakan 128 bits, dimana berarti IPv6 memiliki jumlah IP jauh lebih banyak dibandingkan IPv4 yang "hanya" berjumlah 4.294.967.296 IP yang berbeda. IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk menggantikan IPv4 yang jelas akan sangat kurang untuk melayani jumlah perangkat keras di dunia, sampai ditemukannya NAT (Network Address Translation) dan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) sekitar akhir era 90-an.

Juga hanya sebagai informasi, karena tidak akan saya bahas secara detil, IP address dibagi dalam beberapa kelas, yaitu A, B, C, D, dan E. Kelas-kelas A, B, dan C digunakan untuk umum, sedangkan kelas-kelas D dan E digunakan untuk keperluan-keperluan khusus seperti penelitian dan pengembangan, dan lain-lain.
Kembali fokus ke "netmasking", seperti sudah saya jelaskan di atas, netmasking digunakan untuk memisah/memecah IP address menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Pengelompokan IP address ini menggunakan rumus:

Sehingga, kelompok terkecil IP address berisi hanya satu (1) IP: 2(32-32) = 1, dan kelompok terbesar (maksimal) adalah berjumlah 2(32-0) = 4.294.967.296 IP.
Cara penulisannya ada dua jenis, yaitu dengan "dotted format" dan "slash format".

Dotted Format Netmask
Penulisan netmask dengan dotted format ini serupa dengan cara penulisan IP address (IPv4), yaitu xxx.xxx.xxx.xxx, yaitu dari 255.255.255.255 - 0.0.0.0. Perlu diingat bahwa netmask ditulis untuk menggambarkan jumlah IP yang ada dalam setiap netmask dengan menggunakan rumus di atas.
Sebagai contoh.

NETMASK JUMLAH IP
255.255.255.255 1
255.255.255.255 4
255.255.255.248 8
255.255.255.240 16
255.255.255.224 32
255.255.255.192 64
… …
0.0.0.0 4.294.967.296


Slash Format Netmask
Slash format ini menggunakan angka pengurang di bilangan pangkat pada rumus di atas (n), dan cara penulisannya adalah "IP/netmask".
Contoh penulisan:

192.168.0.1/32 -> 192.168.0.1 (1 IP)
192.168.1.22/31 -> 192.168.1.22 - 192.168.1.23 (2 IP)
192.168.50.68/30 -> 192.168.50.68 - 192.168.50.71 (4 IP)
192.168.100.128/29 -> 192.168.100.128 - 192.168.100.135 (8 IP)
192.168.90.10/24 -> 192.168.90.0 - 192.168.90.255 (256 IP)
192.168.20.0/19 -> 192.168.20.0 - 192.167.244.0 (8.192 IP)

Perbandingan Penulisan "Dotted Format" Dan "Slash Format"
Tabel di bawah ini memperlihatkan perbedaan penulisan antara dotted format dengan slash format
SLASH FORMAT DOTTED FORMAT JUMLAH IP
/32 255.255.255.255 1
/31 255.255.255.254 2
/30 255.255.255.242 4
/29 255.255.255.248 8
/28 255.255.255.240 16
/27 255.255.255.228 32
… … …
/0 0.0.0.0 4.294.967.296

BROADCAST

Alamat ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada jaringannya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth/jalur akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada jaringan yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan alamat tersebut tidak boleh digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 alamat untuk menerima paket : pertama adalah nomor IP yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada jaringan tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.